Test Footer

Search

Bentangkan Batik 4 Kilometer, Solo Pecahkan Rekor MURI

Peserta Pemecahan Rekor MURI membentangkan jarik batik di sepanjang Jl. Slamet Riyadi saat Solo Car Free Day, Minggu (29/9). Pemecahan rekor dilaksanakan dalam rangka Milad SMA Batik 1 Solo. | Fenti Anasari (D0210060)

Mojosongo Gelar Kirab Merti Desa dan Larung Sekerto

Pasukan Pokdarwis yang mengenakan seragam ala prajurit Keraton menjadi barisan pembuka dalam Kirab Merti Desa dan Larung Sukerto Kelurahan Mojosongo, Minggu (29/9). Kirab budaya ini juga sebagai salah satu wujud tekad serta wujud dalam hal menghormati para pendiri bangsa. | Imroatush Sholikhah – D0210060

Pameran Lukisan “Tubuh Pembebasan” di Balai Soedjatmoko

Seorang pengunjung sedang mengamati lukisan karya Jati Wahyono di Balai Soedjatmoko pada Minggu (29/09). Pameran ini diselenggarakan sejak tanggal 25 September lalu. | Yana Hersintawani – D0210125

Solo City Jazz Minta Penonton Berbatik

Matthew Sayersz tengah berkolaborasi dengan Echa Soemantri (drum), Shadu Rasyidi (Bass), dan Dennis Junio (Saxophone) dalam Solo City Jazz 2013 di Benteng Vastenburg Solo, Jum’at (27/9). Solo City Jazz telah digelar untuk ke-4 kalinya sejak 2008. | Annisa Mustika Sari – D0210013

Republik Aeng-Aeng Sambut World Toilet Summit dengan 10 Bahasa

Sejumlah warga Solo bersama Republik Aeng-Aeng, Klinik Cahaya Mitra dan Tim Pembina UKS menyambut World Toilet Summit 2013 di Bundaran Gladak Solo, Senin (1/10). Aksi dilakukan dengan dengan membawa poster 10 bahasa yang berbeda sebagai dukungan digelarnya World Toilet Summit di Solo. | Tiara Rosalia Sanyoto – D0210117

Selasa, 01 Oktober 2013

Pameran World Toilet Summit 2013 Kurang Publikasi

SOLO – Pameran toilet selama 1 – 4 Oktober 2013 yang diadakan di Ballroom 1 dan 2 The Sunan Hotel Solo diramaikan oleh sekitar 40 industri sanitasi lokal dan internasional. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian acara yang mendukung World Toilet Summit 2013.

Penyelenggaraan World Toilet Summit 2013 yang digelar di Indonesia merupakan kali ke-12 di 10 negara anggota World Toilet Organization (WTO), yaitu Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Cina, Irlandia. Rusi, Thailand, India, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan. Kota Solo terpilih menjadi tempat penyelenggaraan event bertaraf internasional karena Solo merupakan salah satu kota di Indonesia yang berhasil menerapkan konsep berkelanjutan. Acara ini dihelat oleh World Toilet Organization (WTO) dan Asosiasi Toilet Indonesia (ATI). Dalam pameran ini banyak menampilkan berbagai macam toilet dari industri lokal dan internasional.

Acara ini dibuka untuk umum, tetapi pameran toilet yang bertaraf internasional dinilai kurang publikasi dan kurang bisa menyentuh masyarakat sekitar. Menurut salah satu peserta penyelenggaraan acara World Toilet Summit hanya untuk kalangan tertentu. “Ya. menurut saya, acara World Toilet Summit hanya untuk kalangan tertentu, kurang terbuka, karena mengundang delegasi internasional,” kata salah satu peserta pameran, Chris. (SoloDaily/Rizki Utami/D0210101)

Republik Aeng-Aeng Sambut World Toilet Summit dengan 10 Bahasa

SOLO – Sejumlah warga Solo yang tergabung dalam Republik Aeng-Aeng bekerjasama dengan Klinik Cahaya Mitra dan Tim Pembina UKS Solo melakukan aksi penyambutan World Toilet Summit 2013 yang diselenggarakan 2-4 Oktober, Selasa (1/10). Acara ini digelar sebagai bentuk dukungan terhadap penyelenggaraan World Toilet Summit 2013 di Solo yang dihadiri oleh berbagai negara di dunia untuk membahas kesehatan dan kebersihan sanitasi.

Aksi ini dilakukan di Bunderan Gladak dengan membawa poster-poster selamat datang menggunakan berbagai bahasa yang berbeda. Humas Klinik Cahaya Mitra, Sisilia Murni Ati mendukung kesehatan dan kebersihan sanitasi di sekolah-sekolah karena saat ini masih banyak sekolah-sekolah yang kesehatan dan kebersihan sanitasinya masih belum diperhatikan. “Kesehatan dan kebersihan sanitasi sangat penting karena toilet saat ini adalah ruang tamu kedua kita di rumah,” ungkapnya. (SoloDaily/Tiara Rosalia S./D0210117)

Senin, 30 September 2013

The Act Of Killing Tayang Perdana di Solo


SOLO – Mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) angkatan 2010 menggelar diskusi dan screening film “The Act Of Killing” di Gedung J Fakultas Komunikasi dan Informatika UMS pukul 15.30, Senin (30/9). Acara ini menghadirkan pakar cultural studies, Tomy Febrianto dan sejarahwan Heri Priatmoko sebagai pembicaranya.

Acara yang digelar sebagai refleksi dari peristiwa G30S/PKI ini dihadiri oleh lebih  dari 120 orang peserta yang berasal dari berbagai jurusan di UMS. Menurut Ketua Panitia, Galih Rosa, ide pemutaran ini hanya berawal obrolan di twitter. “Tadinya kita mau putar ‘Jembatan Bacem’-nya Garin Nugroho tapi karena terkesan lebih nyeleneh, kita tidak berani mengajukan ke kampus,” ungkap Galih. Rekontruksi sejarah menjadi alasan kuat mengapa mereka menayangkan film ini. “Kalau melihat suatu masalah jangan ditelan mentah-mentah, tapi lihat ada sisi lainnya,” lanjutnya.

The Act Of Killing merupakan film garapan Sutradara Amerika, Joshua Oppenneimer, yang memaparkan salah satu babak tergelap dalam sejarah kemanusiaan di Indonesia yang selama ini ditutup-tutupi. Film yang digarap selama tujuh tahun ini mengangkat latar belakang sejarah dan pembantaian anggota Partai Komunis Indonesia ( PKI ) di Sumatra Utara. (SoloDaily/Prita Raras/D0210089)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More